1/16/2016

Menikah Tapi Tak Seranjang

Fenomena pisah ranjang atau menikah tapi tak lagi berhubungan intim dengan pasangan kerap terjadi dan dicurhatkan dalam kehidupan sosial. Apakah penyebabnya benar-benar karena sudah tidak cinta lagi, atau karena sudah ada orang lain yang menggantikan tempat di hati?

Menikah Tapi Tak Seranjang

Sore itu, saya dan kawan-kawan melepas lelah menanti macet reda sepulang kantor. Kebetulan salah satu dari kawan saya ini duda, dan ketika teman-teman yang lain pergi, dia sempat ‘curcol’ mengenai situasinya sekarang.

Dia cerai karena punya pacar, tetapi pembenaran dia: dia sudah tidak lagi berhubungan intim dengan istrinya selama 7 tahun. Istrinya tidak sakit, tetapi tidak 'berhubungan' saja.

Saya ingat, ada lebih dari satu dari orang yang saya kenal yang berstatus suami tetapi mengaku sudah tidak lagi burhubungan seks dengan istrinya dalam bilangan tahun. Padahal umur mereka masih 40-an. Kenapa ya?

Seingat saya, saya tidak bertanya lebih jauh tetapi pernah ada yang tanya kenapa. Ada yang bilang kasihan istrinya capek, ada yang bilang sudah tidak bisa saja karena sudah ‘mati rasa’.

Kasihan istrinya capek ya… Hhmm… Rasanya saya sih ngga bakalan capek untuk aktivitas yang satu ini, kalau saya punya pasangan ya, kecuali lagi sakit.

Biasanya perempuan menolak kalau si laki-lakinya lagi nyebelin atau suasananya lagi tidak memungkinkan (misalnya satu kamar sama anak-anak). Tapi karena mati rasa? Apa maksudnya sudah tidak cinta sama istrinya? Atau hanya karena fisik istrinya tidak semenarik dulu?

Kadang-kadang laki-laki bisa juga jadi makhluk yang misterius ya. Saya dulu pikir, yang namanya laki-laki kapan saja siap. Menurut beberapa angket yang saya baca di majalah-majalah (biasanya yang ada di salon-salon), orang-orang yang menikah lebih teratur melakukan itu dibandingkan dengan yang single, sehingga mereka lebih tidak gampang stress.

Lha, kalau kawin tapi tidak 'berhubungan', itu gemana ya… Saya tidak bisa membayangkan seperti apa perkawinan seperti itu ya.

Tetapi saya juga bisa mengerti sedikit, karena menjelang perceraian saya sendiri, saya juga mulai segan meladeni suami karena sudah ngga mood lagi. Dan sang suami juga males minta, sehingga jadilah 'absen berhubungan' walaupun menikah. Kalaupun melakukannya, hanya karena kewajiban saja.

Tapi namanya laki-laki sih bisa saja, setahu saya ya, kapan saja siap bukan? Lha kok ini teman-teman laki-laki yang bilang mereka tidak bisa, padahal dibilang impoten juga tidak. Buktinya, teman saya yang cerai itu menikah lagi dan saya yakin mereka melakukannya (lha kalau lagi depan saya juga mereka mesra banget).

Mungkin, mungkin saja, ada laki-laki yang tidak bisa 'berhubungan' sembarangan tanpa ada perasaan yang terlibat. Jadi bukan semata-mata karena fisik si perempuan tetapi karena, ya, mungkin sudah tidak bisa aja.

Mungkin sering diomelin, dimarah-marahin, dicomplain melulu, sehingga secara psikologis sudah tidak bisa berhubungan intim ya.

Memang urusan ranjang bukan segala-galanya dalam perkawinan, tetapi berhubungan intim adalah salah satu ekspresi perasaan dan emosi yang dalam terhadap pasangan. Jadi, hubungan intim merupakan salah satu indikator apakah suatu hubungan, atau perkawinan itu bahagia dan sehat secara emosional juga. Betul tidak?

Sementara itu, yang namanya sex itu kebutuhan dasar manusia. Seharusnya didiskusikan dengan pasangan ya, kalau ada masalah dengan hubungan yang satu ini. Karena mungkin bukan karena penyakit, tetapi bisa saja karena dipengaruhi oleh hubungan mereka.

Tapi saya masih takjub ada orang menikah dan bisa 7 tahun tidak melakukan aktivitas ranjang. Padahal umurnya relatif muda. Sementara saya tahu persis ada pasangan yang berumur di atas 60-an tetapi masih menikmatinya.

Memang hubungan yang sehat yang akhirnya membuat hubungan intim dengan pasangan yang sama tidak pernah menjemukan dan selalu indah.


(Origin: Janda Kaya)

Anda juga bisa menuliskan dan berbagi dengan seluruh sahabat pembaca "TJanda". Menulislah sekarang dan kirimkan melalui halaman Kontak.